Mungkinkah jiwa itu tidak pernah diuji dengan hebat?
Ataupun meletakkan segalanya atas kesalahan orang lain?
Mengapa jiwa itu tidak terbit rasa kasihan, bersalah atau sedikit merendahkan egonya?
Mengapa mesti memperlakukan orang yang sangat menjaga hatinya dengan mencarik2 dan merobek perasaan
Tidakkah rasa bersalah mengetuk pintu hatinya ataukah pintu itu tertutup rapat untuk rasa2 yang tidak ingin diundang
Sungguh angkuh jiwa itu, yang bisa melukakan hati setiap orang dengan perilaku yang sangat dibanggakan
Alangkah petah lidah berbicara tentang betapa pincangnya pemikiran orang padahal tidak menyedari setiap perkataan yang diluahkan adalah pantulan peribadi sendiri
Yang gersang dari dinginnya air mata keinsafan, juga kering dari pohon kerendahan hati
Yang melihat diri lebih betul berbanding orang lain
Yang kononnya lantang mempertahankan hak, tapi dalam masa sama menafikan hak orang lain yang perlu dilindungi
Bicara apakah itu, sehingga membuatkan telinga ini berdesir, muak mendengar segala apa yang dihamburkan
Tindakan tidak seperti kata2 yang terlontar
Kata2 tidak mengiringi amalan yang wajar
Mengapa begitu sudahnya jiwa itu
Mungkinkah cahaya kelembutan dan sinar keimanan semakin kelam menembusi ruang hati
Betapa pun aku mengatakan, tidaklah dapat aku mengubahnya melainkan berdoa moga jiwa itu sedar dan terjaga dari kekalutan yang diciptanya sendiri
Moga jiwa itu tidak hanyut atau terus tenggelam dalam wadah kesombongan dan kelusuhan iman…
Kejamkah aku untuk meluahkan semua ini? Aku tidak terdaya menahan perasaan ini kerana hanya aku yang merasa betapa perit untuk diluah apalagi untuk disimpan. Moga Allah mengampuniku dan memberi nikmat ketenangan dalam hati ini yang sering carik dan robek oleh jiwa kayu itu
Dikuasakan oleh Blogger.
0 ulasan:
Catat Ulasan